Sabtu, 19 Januari 2013

LAPORAN PENDAHULUAN HERPES ZOSTER

Herpes zoster adalah penyakit setempat yang terjadi terutama pada orang tua yang khas ditandai oleh adanya nyeri radikuler yang unilateral serta adanya erupsi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang diinervasi oleh serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensoris dari nervus cranialis.
            Herpes zoster rupanya menggambarkan reaktivasi dari refleksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten mengikuti infeksi varisela yang telah ada sebelumnya. Hubungan varisela dan herpes zoster pertama kali ditemukan oleh Von Gokay pada tahun 1888. ia menemukan penderita anak – anak yang dapat terkena varisela setelah mengalami kontak dengan individu yang mengalami infeksi herpes zoster.
            Implikasi neurologik dari distribusi lesi semental herpes zoster diperkenalkan oleh Richard Bright tahun 1931 dan adanya peradangan ganglion sensoris dan saraf spinal pertama kali diuraikan oleh Von Bareusprung pada tahun 1862. herpes zoster dapat mengenai kedua jenis kelamin dan semua ras dengan frekuensi yang sama.

1.      Definisi
Herpes zoster disebut juga shingles. Di kalangan awam populer atau lebih dikenal dengan sebutan “dampa” atau “cacar air”. Herpes zoster merupakan infeksi virus yang akut pada bagian dermatoma (terutama dada dan leher) dan saraf. Disebabkan oleh virus varicella zoster (virus yang juga menyebabkan penyakit varicella atau cacar / chickenpox.

2.      Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster . virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein – virion yang lengkap dengan diameternya 150 – 200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic , deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya 14 – 21 hari.



3.      Patofisiologi
Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk ke tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah penggabungan virus dengan DNA hospes, mengadakan multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virua akan menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen dan bersifat laten. Infeksi hasil reaktivasi virus varicella yang menetap di ganglion sensori setelah infeksi chickenpox pada masa anak – anak. Sekitar 20 % orang yang menderita cacar akan menderita shingles selama hidupnya dan biasanya hanya terjadi sekali. Ketika reaktivasi virus berjalan dari ganglion ke kulit area dermatom.

4.      Faktor Resiko
1.      Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi pula resiko terserang nyeri.
2.      Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti HIV dan leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari immunocompromised.
3.      Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
4.      Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum tulang.

Factor pencetus kambuhnya herpes :
1.      trauma / luka                                   6. kelelahan
2.      demam                                             7. alkohol
3.      gangguan pencernaan                      8. obat - obatan
4.      sinar ultraviolet                                9. haid  
5.      stress

5.      Tanda dan gejala
a. Gejala prodomal
1.       Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodomal yang berlangsung selama 1 – 4 hari.
2.       Gejala yang mempengaruhi tubuh : demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea, rash, kemerahan, sensitive, sore skin ( penekanan kulit), neri, (rasa terbakar atau tertusuk), gatal dan kesemutan.
3.       Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus – menerus atau hilang timbul. Nyeri juga bisa terjadi selama erupsi kulit.
4.       Gejala yang mempengaruhi mata :
Berupa kemerahan, sensitive terhadap cahaya, pembengkakan kelopak mata. kekeringan mata, pandangan kabur, penurunan sensasi penglihatan dan lain – lain.

b.       Timbul erupsi kulit
1.     Kadang terjadi limfadenopati regional
2.     Erupsi kulit hampir selalu unilateraldan biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafioleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi di seluruh bagian tubuh , yang tersering di daerah ganglion torakalis.
3.     Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul – papul dan dalam waktu 12 – 24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga berubah menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam 7 – 10 hari. Krusta dapat bertahan sampai 2 – 3 minggu kemudian mengelupas. Pada saat ini nyeri segmental juga menghilang
4.     Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke – 4 dan kadang – kadang sampai hari ke 7
5.     Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan  jaringan  parut (pitted scar)
6.     Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih sensitive terhadap nyeri yang dialami.

6. Komplikasi
a.      Neuralgia Pasca Herpes zoster (NPH) merupakan nyeri yang tajam dan spasmodic (singkat dan tidak terus – menerus) sepanjang nervus yang terlibat. Nyeri menetap di dermatom yang terkena setelah erupsi.
b.      Herpes zoster menghilang, batasan waktunya adalah nyeri yang masih timbul satu bulan setelah timbulnya erupsi kulit. Kebanyakan nyeri akan berkurang dan menghilang spontan setelah 1 – 6 bulan
c.      Gangren superfisialis, menunjukan Herpes zoster yang berat, mengakibatkan hambatan penyembuhan dan pembentukan jaringan parut.
d.     Komplikasi mata, antara lain : keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucoma sekunder, ptosis, korioretinitis, neuritis optika dan paresis otot penggerak bola mata.
e.      Herpes zoster diseminata / generalisata
f.       Komplikasi sitemik, antara lain : endokarditis, menigosefalitis, paralysis saraf motorik, progressive multi focal leukoenche phatopathy dan angitis serebral granulomatosa disertai hemiplegi ( 2 terkahir ini merupakan komplikasi herpes zoster optalmik).

7.Pemeriksaan
            Tes diagnostik untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :
a. Tzanck Smear    : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes zoster dan herpes simplex.
b. Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakan diagnosis herpes virus
c.      Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
d.     Pemeriksaan histopatologik
e.      Pemerikasaan mikroskop electron
f.       Kultur virus
g.      Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ
h.      Deteksi antibody terhadap infeksi virus

8. Penatalaksanaan
a.      Pengobatan
  1. Pengobatan topical
·          Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah
·          Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20  menit
·          Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik        (basitrasin / polysporin )    untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehari
  1. Pengobatan sistemik
Drug of choice- nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya memiliki efek yang kecil terhadap postherpetic neuralgia.
Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara – A, Vira – A) dapat diberikan lewat infus intravena atau salep mata.  
            Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan menekan respon immune.
Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan priritus.

b.      Penderita dengan keluhan mata
Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan dengan cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan

c.      Neuralgia Pasca Herpes zoster
·        Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya : amitriptilin 10 – 75 mg/hari)
·        Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting perawatan
·        Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak teratasi


Penyakit Herpes Simpleks

by yusri on May 11, 2011
penyakit herpes simpleksPenyakit herpes simpleks yang paling umum dan banyak orang yang terdiagnosis sejak masa kecil disebabkan oleh Virus penyakit herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), biasanya terkain dengan infeksi pada bibir, mulut, wajah. Virus herpes simpleks tipe 1 ini sering menyebabkan luka (lesi) di dalam mulut, seperti luka dingin (lepuh demam), atau infeksi mata (terutama konjungtiva dan kornea). Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi pada selaput otak (meningoencephalitis). Virus herpes simpleks ditularkan melalui kontak dengan air liur yang terinfeksi. Pada orng dewasa 30 – 90% akan memiliki antibodi terhadap virus penyakit herpes simpleks 1. Kemungkinan infeksi masa kanak-kanak lebih tinggi di antara mereka yang dengan status sosial ekonomi rendah. Pada virus penyakit herpes simpleks 2 (HSV-2) biasanya menular seksual. Gejala termasuk ulkus kelamin atau luka. Namun, beberapa orang dengan HSV-2 tidak memiliki gejala. Sampai dengan 30% orang dewasa di
Penyakit herpes simpleks dapat menginfeksi dan menyebabkan kelainan janin. Seorang ibu yang terinfeksi penyakit herpes simpleks dapat menularkan virus ke bayinya saat melahirkan vagina, terutama jika ibu memiliki infeksi aktif pada saat hamil. Namun, 60 – 80% dari infeksi penyakit herpes simpleks diperoleh bayi baru lahir terjadi pada wanita yang TIDAK memiliki gejala infeksi HSV atau riwayat infeksi HSV genital. Dua pertiga orang dengan infeksi herpes simpleks genital kambuh dengan beberapa gejala mereka, dan sepertiga memiliki tiga atau lebih recurrences (wabah) tiap tahun.
Virus herpes simpleks jika sudah menginfeksi seseorang tidak akan pernah dihilangkan dari tubuh, namun tetap aktif dan ketika telah pasif dapat aktif kembali kemudian menyebabkan berbagai gejala.

Gejala penyakit herpes simpleks

Gejala-gejala herpes simpleks diantaranya lecet atau borok (paling sering di bibir mulut, dan gusi, atau alat kelamin), pembesaran kelenjar getah bening di leher atau selangkangan (biasanya hanya pada saat infeksi awal), demam lepuh (terutama pada episode pertama), lesi genital (mungkin akan ada sensasi terbakar atau kesemutan), luka pada mulut, dan lain-lain.
Sering kali dokter dapat mengetahui apakah seseorang menderita penyakit herpes simpleks hanya dengan melihat luka. Namun, tes tertentu mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis, misalnya tes darah untuk antibodi (serologi) atau fluorescent antibody (DFA) yang diuji dari sel-sel lesi

Hati-Hati, Herpes Simplex Virus (HSV) Bisa Menyebabkan Kematian!

23/01/2009 9 Komentar
hsv1Pada dasarnya virus Herpes juga disebut Herpes Simplex Virus dan sering disingkat dengan HSV. Virus ini dibedakan menjadi dua yaitu HSV1 dan HSV2. Penyebabnya 84% kasus penyakit kelamin. Perbedaan antar HSV1 dan HSV2 adalah: bagian yang disukai HSV1 yakni pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata atau di mulut, hidung, dan telinga. Sedangkan HSV2 bagian yang disukai yakni pada kulit dan selaput lendir pada alat kelamin dan perianal.
Bentuk pada kulit HSV1 membentuk bercak verikel – verikel kecil, sedangkan HSV2 membentuk verikel – verikel besar, tebal, dan terpusat. Secara serologi HSV1 terdapat antibodi anti HSV1 dan HSV2 terdapat antibodi anti HSV2.
Khusus untuk wanita hamil yang terinfeksi HSV2 harus ditangani secara serius, karena virus ini dapat menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak – dampak kongenital, dan kematian janin.
Selain itu, resiko yang dihadapi penderita adalah kematian, tetapi hal ini jarang terjadi. Selama belum dilakukan pengobatan yang efektif, perkembangan penyakit Herpes sukar diramalkan. Jika terinfeksi dan segera diobati maka kemungkinan resiko dapat dihindarkan sedini mungkin, sedangkan infeksi rekurens (berulang-ulang kambuh) hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya.
Gejala klinis yang dapat ditimbulkan infeksi HSV dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Gejala Klinis
Prosentase Infeksi Virus
Lesu
85 %
Gangguan Pernafasan
60 %
Bisul Berair
60 %
Suhu panas atau dingin
50 %
Pendarahan
50 %
Hepato megali
50 %
Kelainan jaringan syaraf pusat
40 %
Kulit kuning
30 %
Kulit biru
20 %
Radang selaput lendir mata
10 %
Korioretinis
10 %
Kematian
70 %
Kemudian, ada jenis penyakit lain yang termasuk dalam kelompok Virus Others (others virus). Kelompok penyakit ini digolongkan ke dalam penyakit TORCH karena menyebabkan penyakit dengan gejala yang mirip dengan gejala yang ditimbulkan oleh empat penyebab utama, yakni Toxo, Rubella, CMV dan Herpes. Sebagian besar virus kelompok others merupakan virus yang menyerang jaringan syaraf manusia (neurophatic).
Virus yang tergolong kelompok tersebut antara lain :
  • Virus Coxsactie A1 – 17
  • Virus Coxsactie B
  • Echovirus jenis 2 – 72
  • Virus Influenza jenis C
  • Adenovirus jenis 1 – 32
  • Virus – virus pemicu Rhinovirus, RSV (Respiratory Syncitial Virus), Measles, Varicella, dan lain sebagainya.

Cara Mengobati Herpes Secara Alami

REP | 10 August 2012 | 22:01 http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_baca.gifDibaca: 6244   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/img_komen.gifKomentar: 0   http://stat.ks.kidsklik.com/statics/kompasiana4.0/images/ico_nilai.gifNihil
Saya yakin anda pasti pernah mendengar tentang penyakit herpes, tapi sebenarnya apa sih herpes itu?  Herpes atau disebut dengan penyakit cacar merupakan penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes Simplex dan Herpes Zoster. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus.
Infeksi herpes atau HSV ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan langsung dengan daerah tubuh yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi walaupun tidak ada luka HSV yang terbuka. Lagi pula, sebagian besar orang dengan HSV tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak sadar dapat menyebarkannya. Justru, di AS hanya 9% orang dengan HSV-2 mengetahui dirinya terinfeksi.
Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka. Pengobatan baku untuk HSV adalah asiklovir dalam bentuk pil sampai lima kali sehari. Ada versi asiklovir lain dengan nama valasiklovir. Valasiklovir dapat diminum dua kali sehari, tetapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan asiklovir. Famsiklovir adalah obat lain yang dipakai untuk mengobati HSV. Obat baru sedang di uji coba. Uji coba fase II terhadap ME609 dari Medivir untuk herpes mulut hampir selesai. PCL016 dari Novactyl untuk herpes oral dan kelamin sedang dalam uji coba fase II.
Obat ini tidak menyembuhkan infeksi HSV. Namun obat ini dapat mengurangi lama dan beratnya jangkitan yang terjadi. Dokter mungkin meresepkan terapi “rumatan” – terapi antiherpes harian – untuk orang dengan HIV yang mengalami HSV kambuhan. Terapi ini dapat mencegah sebagian besar jangkitan kambuh. Penyakit herpes dapat menyebabkan rasa nyeri (sakit) yang amat sangat. Rasa sakit ini harus ditangani dengan baik, dengan memakai analgesik yang cukup untuk menawarkannya.
Penyebaran HSV sulit dicegah. Hal ini sebagian karena banyak orang dengan HSV tidak tahu dirinya terinfeksi dan dapat menularkannya. Orang yang tahu dirinya terinfeksi HSV pun mungkin tidak mengetahui mereka dapat menularkan infeksi walaupun mereka tidak mempunyai luka herpes yang terbuka. Angka penularan HSV dapat dikurangi dengan penggunaan kondom. Namun kondom tidak dapat mencegah semua penularan. Infeksi HSV dapat menulari dan ditulari dari daerah kelamin yang agak luas – lebih luas daripada yang ditutup oleh celana dalam – dan juga di daerah mulut. Bila orang dengan herpes minum asiklovir setiap hari, mereka dapat mengurangi risiko menulari herpes pada orang lain.
Para peneliti sekarang mencari vaksin untuk mencegah HSV. Satu calon vaksin menujukkan hasil yang baik terhadap HSV-2 pada perempuan, tetapi tidak pada laki-laki. Belum ada vaksin yang disetujui untuk mencegah infeksi HSV, tetapi penelitian terhadap vaksin untuk HSV berlanjut terus.
Cara mengobati herpes secara alami paling praktis adalah dengan mengkonsumsi produk alami perlebahan, contohnya adalah Bee Propolis Tablet, Propolis Cream, Royal Jelly Liquid, Pollenergy yang bisa anda dapatkan DISINI
Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai peran produk perlebahan dan manfaat madu lebih jelas lagi dan anda ingin mendapatkan madu asli dengan kualitas terbaik, bisa klik
Herpes Simplex

Ciri-ciri Herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan, dan jika pecah bisa menyebabkan peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah muco-cutaneous, atau daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah. Para penderita herpes simplex biasanya merasakan adanya perasaan geli di daerah tersebut sebelum munculnya bintil-bintil tadi.

Penyakit ini bisa menular selama bintil-bintil tersebut berisi cairan karena di cairan itulah virus herpes berada. Jika Anda bagian tubuh Anda berkontak dengan daerah berbintil-bintil, maka virus herpes dapat menulari Anda pada daerah kontak tersebut. Infeksi virus biasanya muncul seminggu setelah terjadinya kontak. Tetapi jika kontak dilakukan pada saat bintil-bintil tersebut telah mengering atau bahkan sembuh, maka bisa dibilang resiko tertular pun hilang.

Jika Anda terinfeksi virus Herpes, virus tersebut bisa menyebar ke seluruh tubuh Anda, seperti di jari-jari (herpetic whitlow), di mata (herpetic ophthalmitis), di daerah kemaluan (genital herpes), bahkan bisa juga menyerang otak (herpetic encephalitis), walaupun yang terakhir ini bisa dibilang kejadiannya amat sangat jarang. Dan jika penderita melakukan kontak dengan orang sehat, misalnya melalui oral sex, maka orang sehat tersebut dapat terserang genital herpes.

Fase pertama genital herpes ditandai dengan demam seperti flu, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar limfe, rasa letih dan tidak enak badan. Rasa geli pada daerah kontak juga bisa muncul sebelum timbulnya bintil-bintil. Jika bintil-bintil sudah timbul, daerah sekitar bintil tersebut akan terasa sangat lunak. Dan tergantung dimana bintil-bintil itu berada, si penderita bisa merasa kesulitan berjalan atau nyeri saat buang air kecil.

Pengobatan herpes umumnya sama, di manapun herpes tersebut timbul. Yang penting si penderita harus menjaga daerah tersebut tetap bersih dan kering. Anda dapat membersihkan daerah sekitar dengan saline (larutan garam) dan sesudahnya harus segera dikeringkan. Jika daerah terinfeksi terlalu lembab, dapat mengundang infeksi sekunder (infeksi lanjutan). Pengobatan dengan obat antivirus oral biasanya dibutuhkan hanya untuk kasus genital herpes spesifik, dan harus melalui resep dokter.

Penyakit Herpes Serta Pengobatannya

2Sep
PPC Indonesia
Herpes simpleks adalah sekelompok virus yang menginfeksi manusia. Herpes simpleks menyebabkan luka yang menyakitkan pada kulit. Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum dari demam lesi (luka dingin) di sekitar mulut dan dapat menyebabkan infeksi di daerah kelamin.

HSV-2 herpes genital biasanya menyebabkanm dapat menginfeksi seks mulut wilayah melaluihubungan.

Herpes menurut sebagian media adalah penyakit yang sudah tua , karena sekitar untuk waktu yang lama, itu ditularkan oleh orang Yunani, Romawi, dan Louis XV. Penyakit umum termasuk herpes, yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

 Herpes tidak dtimbulkan oleh hubungan seksual yang tidak sehat saja. Penyebab herpes dapat bervariasi. Namun, penyebab utama dari penyakit kulit adalah virus.

Herpes dalam kategori penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung dalam kelompok. Sebelum Anda tahu cara mengobati herpes, yang membantu kita untuk tahu persis apa penyakit ini.

Herpes - Jenis Herpes

Secara umum, herpes zoster dibagi menjadi dua, yaitu herpes dan herpes simplex.

Hepres zoster disebabkan oleh virus varicella zoster. Virus ini juga menyebabkan cacar air. Gejala-gejala yang mirip dengan cacar. Muncul gelembung air dalam tubuh, seperti punggung dan dada. Gelembung ini akan merasa sakit dan bisa pecah. Inilah yang biasanya menyebabkan infeksi kulit.

Berbeda dengan virus herpes zoster yang menyebabkan cacar air, herpes simpleks dapat disebabkan oleh seks yang tidak sehat. Mungkin muncul di bibir dan alat kelamin. Di Amerika Serikat, ini jenis herpes adalah sangat umum. Bahkan, hal itu mempengaruhi sekitar 20% orang dewasa. Herpes simpleks bisa tiba-tiba muncul lagi, setelah sembuh, karena penyakit ini sulit untuk menghentikan virus.

Herpes - Karakteristik Herpes (ciri )

Gejala ini disebabkan oleh serangan virus herpes adalah menggigil, sesak napas, nyeri demam, sendi atau kekakuan di satu bagian tubuh. Selan, bisa disertai dengan munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Bintik-bintik merah membentuk sebuah gelembung cair. Kadang-kadang, gejala juga dapat muncul kontraksi perut. Itu membuat perut saya sakit saya sebagai penyakit maag.

Herpes - Cara mengobati penyakit Herpes

Jika gejala, seperti dilaporkan sebelumnya, ada baiknya untuk melakukan 'sedikit dan pencegahan. Yang pertama adalah untuk menjaga gelembung tidak akan meledak. Jika gelembung rusak maka kulit akan berada pada risiko infeksi.

Jika kulit sudah terinfeksi, maka kuman lain dengan mudah dapat masuk melalui infeksi. Cara terbaik adalah bagian tubuh melulurkan bedak terkena virus.

Ingat, kamar mandi juga bukan solusi, karena kamar mandi dapat menyebabkan kejutan bagi tubuh. Hal ini karena air dingin kontak dengan infeksi kulit.

Jika Anda ingin menggunakan obat-obatan, yang terbaik adalah untuk memilih obat yang digunakan untuk mengurangi gejala tubuh. Herpes adalah penyakit kulit yang akan berakhir jika diolesi dengan salep saja.

Salep dan bedak sangat berguna, tapi jangan lupa untuk mengambil obat yang digunakan untuk mengurangi gejala tubuh. Seperti parasetamol. Desciclovir famsiklovir, obat-obatan, dan lain-lain.

Pemberian obat bertujuan untuk mengurangi demam dan nyeri yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, obat ini bisa menjadi antivirus untuk tubuh Anda. Pasien yang memiliki Herpes parah, disarankan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan intensif dan membuat infus.



By. Andri Sutiawan
STIKes Karsa Husada Garut
Prodi D3 Kep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar